Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Menertawakan Kematian yang Agak Lain dalam Agak Laen (2024)

Oleh Nimas Safira W.W. —Didedikasikan untuk #PejuangRupiah “Two things that it may not seem wise to introduce into a television comedy are religion and death.” (Mckernan, 2018). Argumen Mckernan (2018) mungkin mengingatkan kita pada eksperimen yang kerap dijadikan bahan bulan-bulanan : air dan minyak— dua substansi yang sangat berbeda dalam banyak aspek, sehingga tidak dapat bercampur dalam keadaan biasa. Sama halnya dengan menggabungkan genre film komedi dengan tetek bengek urusan agama maupun kematian. Formula kolaborasi dua rumpun yang bertentangan ini sangat mungkin berpotensi menciptakan jenis-jenis film kontroversial–kacangan: Kontra-normatif. Membingungkan. Atau bahkan menyesatkan. Dalam industri yang kita percayai, film-film yang menyajikan narasi agama dan kematian, hukumnya ditulis dengan serius, berdrama-drama, ironi, hingga horor mencekam yang membuat penonton terkencing-kencing. Sementara, biasanya bumbu komedi–jika tidak gagal, hanya dimainkan dalam beberapa detik s

Postingan Terbaru

Bohong

Kapan Kawin? (2015) : Seni Meracik Mantu Idaman (Sebuah Perjalanan Klasik tentang Penemuan Obat Dunia)