Semoga, Ya..

Inspired by Semoga, Ya - Nosstress



Semoga, Ya..
Semoga ya hari ini
Lebih baik dari hari kemarin
yang lewat begitu sajaTanpa lakukan apa-apa

Semoga ya pagi ini
Lebih cerah dari pagi kemarin
Mungkin bisa bangun lebih dini
Tuk bergegas siapkan diri

Apa yang harus ku cari
Apa yang harus ku gali, ku tahu
Ku mau jadi sesuatu
yang kau tahu itu aku, ku mau dari dulu
Tapi kenyataannya ku masih hanya menunggu

Semoga ya malam ini
Lebih cantik dari malam kemarin
Bersama bulan kan ku temukan
Kamu yang ku rindukan

Apa yang harus ku cari, apa yang harus ku benahi, ku tahu
Ku mau jadi sesuatu yang kau tahu itu aku, ku mau dari dulu
Tapi kenyataannya ku masih hanya menunggu

Semoga ya hari ini, semoga ya semoga
Ya semoga tak ada guna bila ku masih hanya diam saja

...

Pagi ini, aku terbangun, jam 10 pagi, lagi.
Hal pertama yang kuingat, dimana hpku?
Pagi ini, aku sarapan, buatan emak, lagi.
Hal pertama yang kuingat, ada pesan masuk?
Pagi ini, aku mengeluh, bosan kataku, lagi.
Hal pertama yang kuingat, kapan semua ini berakhir?
Lagi. Lagi. Ah..

Rasa itu, perlu jarak untuk mengerti rasa merindukan.
Lebam itu, perlu perpisahan untuk menyesali kehilangan.
Nurani itu, perlu kemenangan untuk menyadari arti kepedulian.
Apa ekspetasiku terlampau jangkung, An?

Persetan,
Aku tak perlu peduli jika jutaan lebah diluar sana bisa saja mati,
Aku muda-mudi, berjiwa sarkas.
Lagi, aku juga tidak perlu tahu jika kawanan merpati benci bertemu anaknya,
Ingat lagi, aku ini muda mudi, berdarah dingin.
Dunia sedang tidak baik-baik saja, tapi aku berada di jalan.

Sebut saja anakmu ini pembangkang, Ibu.
Pukul saja pantatku, Ayah.
Kopi memang tidak sepahit sabdamu.
Ingatkan aku sampai darahmu mengering.
Lagi, lagi Pak polisi.
Jangan berhenti sampai cuitanku menjadi fiksi.

Kelak, aku mengasihani cucuku,
Orang tua ini akan merecokinya dengan kisah memuakkan.
Tentang cinta bertepuk sebelah tangan, tentang kehilangan, tentang menahan diri.
Sabar nak, ibuku dulu juga begitu.
Hanya sandarkan bahumu.
Cukup...

Semoga, Ya..
Tuhan tersenyum mendengar cuitanku, lalu memaafkan kebodohan kita.
Semoga, Ya..
Ibu ayah membelai kepalaku, cinta.
Semoga, Ya..
Ikhlasku berdamai dengan sepi.

Aku benci meminta, namun segera pulih hatiku.
Pulihlah, pada akhirnya dunia akan mengerti.
Sembuhkan hati, jika kau seseorang yang berambisi menyelamatkan bumi.
Atau setidaknya, diam saja.
Aku benci merangkak di rumahku sendiri.

Dariku, seseorang yang merindukannya.


Komentar